Cari Blog Ini

Gambar tema oleh A330Pilot. Diberdayakan oleh Blogger.

Recent Posts

Tips Menyapih ABK (Autism)


                                                                            (pict: wajibbaca.com)

Tulisan saya ini sebelumnya sudah tayang di mommyasia ya Mak, jadi jangan heran kalau merasa sudah pernah baca hehehe tapi, kemungkinan semua tulisan saya dimommyasia akan saya repost di blog pribadi saya ini.

Mak, tiap orang punya cara sendiri untuk menyapih si kecil. Tapi kali ini saya mau share perjuangan panjang penyapih anak special saya.
Saya bukan wanita kantoran tetapi saya hanya wanita rumahan yang full dua puluh empat jam bersama si kecil, jadi dari bayi tidak ada asalan buat saya untuk memerah ASI atau memberikan susu formula sebagai tambahan nutrisi karena kebetulan ASI saya cukup hingga usia wajib mengASIhi, dua tahun.
Sedangkan Arkan berhasil move on dari zona nyamannya, “nenen sebelum bobo” saat usia tiga tahun.


Sejak usia 2 tahun saya sudah berusaha menyapih, segala macam tips dan trik dari nenek moyang sudah dicoba.  Dari yang katanya mengoleskan bratawali (tumbuhan menjalar yang rasanya aduhai pahit), mengoleskan betadian / lipstick berwarna merah menyala agar si kecil ngira itu darah lalu bakal jijik, mengoleskan jeruk nipis yang rasanya masam, dan macam-macam usaha dari leluhur. Namun, tetap saja Arkan ngenyot kaya gak ada rasa apapun, yah karena memang Arkan intoleran terhadap semua rasa. Pernah juga nitipin Arkan ke saudara, karena katanya kalau pisah ranjang sama emak bakal lupa, pas ketemu sama emak tetap saja hal pertama yang dicari ya “nenen”.
Belum lagi perjuangan buat dapat batang bratawali, jauh-jauh mak dikirim dari NTB (Nusa Tenggara Barat) ke bekasi, karena konon bratawali yang tumbuh di daerah NTB lebih topcer pahitnya.
Sekitar tiga bulan “usaha” ini tidak goyah, karena saya tipe emak yang tega melihat anak menangis. Namun, akhirnya saya luluh juga, selama tiga bulan Arkan jadi kurang tidur. Dalam semalam hanya tidur tiga sampai empat jam saa sedangkan siang tidak tidur. Arkan jadi kurus , (maafkeun emak yang sudah menyiksamu, Nak), akhirnya memutuskan untuk kembali memberikan nenen.
Belakangan saya ngerti kalau anak autistic itu mempunyai berbagai macam gangguan sensorik. Salah satunya masalah indra perasa. Ada anak autistic yang sangat peka terhadap rasa tapi, Arkan justru masuk ke tipe tidak peka alias penyuka segala rasa, tidak heran rasa masam, pahit bahkan pedas dilahap begitu saja.
Dari sini saya berkelana mencari cara yang tepat untuk menyapih anak special saya hingga terus melatih kemampuan verbalnya agar ia bisa mengerti emak ngomong apa.
Penting diketahui kalau anak autis itu mempunyai keterlambatan komunikasi, jadi kita mau ngomong panjang lebar ia tidak akan mengerti, sehingga sangat penting memberikan terapi perilaku verbal.

Hingga akhirnya saya menemukan tips dan trik yang topcer.
1. Konsisten
Jika niat sudah bulat utuk menyapih, hendaknya ya harus konsisten dengan segala rintangan yang mungkin menghadang, tentu rintangan yang tidak berbahaya untuk anak ya, kalau rintangannya justru anak jadi kurus kering, perlu dikaji lagi “sudah cocokkah cara saya menyapih?”. Jika rintangannya, anak tantrum. Masih bisa dilanjutkan kok, tapi dengan syarat harus tega ya Mak. Mau nangis sambil guling-guling bahkan salto, pura-pura gak lihat aja ya.

2. Memberikan pengertian
Karena keterbatasan komunikasi pada anak autis, saya hanya menggunkan dua kata yakni “sakit” dan “tidak boleh”, apabila terlalu banyak kata justru ia tidak akan mengerti. Jadi setiap si kecil ingat dan meminta nenen, saya selalu bilang “sayang (nunjuk dada) sakit, tidak boleh ya”, kata-kata itu terus diulang-ulang.
 
3. PD di plester
Terkadang si kecil tidak akan percaya kalua hanya mengatakan “sakit, (nunjuk dada)” sehingga diperlukan persiapan lainnya yaitu dengan memberikan plester pada dada, jadi boleh lah baju sekali-kali dibuka sehingga si kecil bisa melihat “wah ya beneran sakit, ada plesternya”.
Namun sebelumnya sikecil harus diperkenalkan dulu apa itu plester dan apa fungsinya, kalua saya butuh waktu sekitar 2 minggu dan dibarengi adegan tangan kena pisau lalu berdarah yang butuh diplester.
 
4. Gunakan tameng (jaket)
Tameng sangat diperlukan jika sewaktu-waktu tangan si kecil meraba-raba, jangan sampai terjadi beralih ke “mentil”, jd selalu gunakan jaket yang tertutup rapat baik dimalam maupun siang hari.
 
5. Ritual pengganti
Nah ini sangat penting Mak, jangan sampai disepelekan ritual penggantinya ya. Bahkan perlu observasi lama lho untuk mendapatkan ritual yang cocok dengan anak.
Ritual untuk Arkan, saya biarkan aja ia salto-salto atau ngeguling-guling sepanjang Kasur, kalo sudah rada capek ia berhenti sendiri, baru deh kita ambil alih dengan ngelus-ngelus kepala sambil menceritkan sesuatu.
Kenapa saya tidak menggunakan membacakan buku cerita? Karena selama observasi jika menina bobo dengan membacakan buku cerita adanya Arkan tidak akan bisa tidur, perhatian bisa teralih ke gambar-gambar yang ada dibuku, akhirnya saya sendiri yang harus menghapal isi buku cerita atau bikin cerita-cerita sendiri, misalnya Arkan suka film tayo, ya saya ceritakan tentang tayo.

Itulah Mak cara saya menyapih anak special saya. Tentu mungkin akan berbeda dengan anak autis lainnya sehingga sangat penting ya kita memahami masalah sensory nya, agar tidak salah langkah seperti saya hihihi.
Okey Mak , thanks ya sudah mampir dan selamat mencoba untuk yang mungkin sedang galau-galau nya menyapih.

Tidak ada komentar

Foods

Pengikut